Wednesday 19 October 2011

PSSI Landak Terkendala Dana Untuk Pendanaan

          Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Landak menyatakan masih terkendala dana untuk pembinaan pemain karena belum adanya sponsor.

        "Komitmen kita dalam memajukan olahraga sepak bola sangat besar. Tapi kita menyadari pembinaan tak terlepas dari dana, karena belum ada sponsor atau bapak angkat,"kata Ketua PSSI Kabupaten Landak Erani di Ngabang, Senin.

         Menurutnya, selama ini pihaknya melakukan pembinaan pemain sepak bola hanya menghandalkan dana bantuan dari pemerintah kabupaten setempat melalui KONI. Hal itu tentu cukup minim karena menyesuaikan keuangan daerah.

         "Memang ada bebarapa pemain kita dari Persatuan Sepak Bola Landak (Persilan) yang ikut  seleksi pra PON hanya tidak lolos sampai tempat yang tinggi," kata Erani.

          Ia mengakui sistem pembinaan atlit sepak bola di Kabupaten Landak  tidak seperti di pulau Jawa yang memang ada  khusus pendidikan sepak bola. Tapi, hanya pelajaran pendidikan dan kesehatan di tingkat sekolah. Guru olahraga memberikan teori dan praktek.

          "Jadi disamping sarana pendukung belum terpenuhi juga terkendala dana. Tapi kita bersyukur untuk menyalurkan bakat para pemain sering digelar turnamen atau kompetisi antar klub," kata Erani.

         Ia menambahkan, PSSI Kabupaten Landak pekan lalu sudah menggelar pelatihan wasit sepak bola yang diikuti peserta se- Kalimantan Barat.  Karena jika dilihat wasit di Landak baik di daerah lain masih kurang.

         "Jadi, saat kita gelar pelatihan disambut baik oleh  PSSI daerah yang lain. Kami berharap ketika ada kompetisi di daerah wasit ini lah yang akan menangani," tandas Erani.

Kontrak Mbamba Dengan Persema Terhambat Fasilitas

         Penandatanganan kontrak Emile Betrand Mbamba untuk memperkuat Persema bagi musim kompetisi 2011-2012 masih terhambat fasilitas yang diminta oleh pemain asal Kamerun itu.

        General Manajer Persema Asmuri, Senin, mengakui, sampai saat ini pemain yang berposisi sebagai penyerang (striker) itu masih belum terikat kontrak dengan Persema, meski yang bersangkutan tetap mengikuti latihan.

        "Sampai sekarang memang belum ada titik temu masalah fasilitas yang diminta Mbamba, yakni mobil dan rumah sebagai fasilitas  tambahan selama memperkuat Persema," tegas Asmuri.

        Hanya saja, katanya, pihaknya tidak akan menyerah dalam "merayu" mantan pemain Bontang FC tersebut dan akan mengagendakan pembicaraan  ulang dengan Mbamba setelah melakukan konsultasi dengan konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai penyandang dana Persema.

        Mantan anggota DPRD Kota Malang itu berharap konsorsium memberikan jawaban secepatnya. "Kami berharap konsorsium secepatnya memberikan keputusan terkait fasilitas tambahan yang diminta Mbamba ini," ujarnya.

        Alotnya negosiasi kontrak dengan Mbamba, termasuk sejumlah pemain lain, kata Asmuri, tidak lepas dari adanya efesiensi dan pengetatan anggaran setelah Persema tidak lagi didanai APBD Kota Malang dan hanya mengandalkan kucuran anggaran dari konsorsium.

        Namun demikian, lanjutnya, manajemen tetap optimistis jika Mbamba akan tetap berkostum Persema. "Oleh karena itu kami sekarang sedang gencar 'merayu' konsorsium agar fasilitas yang diminta Mbamba tersebut bisa dipenuhi," tambahnya.

        Mbamba diproyeksikan sebagai pemain tandem bagi Irfan Bachdim yang menjadi ujung tombak lini depan Persema musim mendatang (2011-2012) guna lebih memperkuat tim berjuluk Laskar Ken Arok tersebut.

        Sesuai jadwal yang dirilis PSSI, Persema bakal mengawali kiprahnya di ajang Indonesia Premier League (IPL) dengan bermain di kandang Mitra Kukar pada 26 November mendatang.

        Sementara persiapan tim itu terus dilakukan dengan gencar, Persema juga terus melakukan pembidikan kepada beberapa pemain lokal maupun asing untuk mengisi sejumlah posisi kunci, seperti posisi bek tengah yang ditinggalkan Seme Pierre Patrick karena tidak ada kesesuaian harga kontrak.

PSPS Pekanbaru Mendukung Kompetisi Tandingan

         Klub PSPS Pekanbaru menyatakan akan mendukung kompetisi tandingan, sebagai bentuk protes atas sistem kompetisi Indonesia Premier League (IPL) yang dinilai merugikan klub.

        "Kami siap dukung jika ada kompetisi tandingan," kata Asisten Manajer PSPS`Pekanbaru Boy Sabirin, di Pekanbaru, Senin.

        Hal itu disampaikan Boy terkait atas protes terhadap hasil rapat PSSI dengan seluruh manajemen klub mengenai kompetisi baru yang menemui jalan buntu. Alasannya, Boy mengatakan keputusan PSSI itu dinilai tidak berpihak kepada klub.

        "Jumlah klub yang bertanding mencapai 24, bertambah dari sebelumnya hanya 18. Inilah salah satu yang membuat jadwal pertandingan menjadi kacau-balau," katanya.

        Selain itu, ia juga mengatakan jadwal pertandingan menjadi terlalu padat dan lokasi pertandingan relatif berjauhan yang mengakibatkan pemain akan sangat kelelahan. Keputusan itu, lanjutnya, juga akan sangat membebani keuangan klub yang mulai musim ini dilarang menggunakan dana APBD.

        "Misalnya hari ini kami main di Medan, besok sudah tandang ke Papua, lalu besoknya lagi main di daerah di Pulau Jawa. Inikan berat dan tentu tidak efisien," ujarnya.

        Menurut dia, kini ada sedikitnya 14 klub yang menolak kompetisi yang diatur PSSI, termasuk didalamnya PSPS Pekanbaru.

        Ia mengatakan jumlah klub yang terlalu banyak itu telah melanggar statuta dan hasil Kongres di Bali.

        "Bukan kami melawan PSSI, tapi ingin menyadarkan bahwa saat ini banyak aturan yang dilanggar oleh PSSI sendiri," ujarnya.

Persiku Kudus Mengontrak 19 Pemain Seleksi

          Manajemen Persiku Kudus segera mengikat kontrak 19 pemain yang dinyatakan lolos seleksi, sedangkan dua pemain lainnya masih dalam pemantauan.

         Pelatih Persiku Kudus Riono Asnan di Kudus, Senin, menyatakan, meskipun sudah ada belasan pemain yang akan dikontrak, mantan pelatih PS Mojokerto Putra itu mengaku masih membutuhkan pemain untuk menempati posisi sayap dan gelandang bertahan.

         Apabila proses negosiasi kontrak dengan 19 pemain berjalan lancar, katanya, kerangka tim dipastikan sudah terbentuk pada pekan mendatang.

         Selanjutnya, kata dia, Persiku tinggal melakukan proses seleksi pemain asing untuk menempati lini depan, tengah, dan belakang.

         Sementara itu, Bagian Promosi PT Kudus Muriatama, Ayatullah Humaini, mengemukakan, proses negosiasi nilai kontrak pemain dipastikan selesai dalam waktu sehari dan tidak perlu membutuhkan waktu sepekan.

         "Pemain yang menyatakan setuju dengan nilai kontrak yang kami tawarkan, segera mendapatkan pembayaran uang muka beberapa persen sebagai tanda jadi," ujarnya.

         Ia mengatakan, pemain yang akan diikat kontrak diprioritaskan pemain lokal Kudus, mengingat pemain yang dinyatakan lolos seleksi banyak yang berasal dari Kudus.

         Dari 19 pemain yang akan segera diikat kontrak, di antaranya untuk lini depan Agus Santiko, Joko, Arif Fatchul, dan Indra.

         Sedangkan untuk lini tengah Poler, Agus Riyanto, dan Wahyu, serta lini belakang Adib, Junaidi, Merdiyanto, Ardi, Murwanto, Heru Kusmanto, dan Daniel.

         Untuk penjaga gawang, terdapat dua mantan pemain Persiku seperti Dian Prahita dan Burhan, ditambah Nanda dari luar Kudus.

Sriwijaya FC Tolak Bergabung Dengan Liga Primer Indonesia

         Sriwijaya Football Club (SFC) menyatakan menolak bergabung dengan Liga Primer Indonesia (LPI) meskipun PSSI telah memberikan batasan waktu hingga 26 Oktober 2011.

        Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola SFC, Hendri Zainuddin, Senin, mengatakan, tetap dengan komitmen awal yakni tidak bersedia bergabung dengan Liga Primer Indonesia.

        "PSSI terlalu memaksakan kehendaknya, padahal pengesahan pemain belum dilakukan, jadwal pertandingan yang belum jelas, dan regulasi kompetisi hingga kini belum dirilis," ujar Hendri.

        Selain itu, ujar dia, langkah SFC itu dilandasi sikap PSSI yang kerap tidak melibatkan pengurus klub dalam mengambil suatu kebijakan.

        "PSSI bukannya menemukan solusi atau mengajak berkomunikasi, tapi malah memberikan batas waktu, jika tidak akan langsung dicoret. Intinya, SFC yang tergabung dalam 14 klub, menolak bergabung dengan LPI, tetap bergeming jika PSSI tidak mau mendengarkan keinginan klub," ujar dia.

        Hendri menegaskan, 14 klub itu lebih mengakui legalitas Liga Super Indonesia (LSI) di bawah PT Liga Indonesia (LI) yang telah merencanakan kompetisi digelar pada 1 Desember 2011.

        "PT Liga Indonesia hingga saat ini masih diakui sebagai pemegang hak menyelenggarakan kompetisi di Indonesia, jika diganti ke Liga Primer Indonesia tentu harus melalui suatu kongres," katanya.

        Ia menambahkan, ke-14 tim yang menolak LPI itu, di antaranya Persipura Jayapura, Persisam Putra Samarinda, Persiba Balikpapan, Persib Bandung, Mitra Kukar, PS Semen Padang, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Deltras Sidoarjo, dan Pelita Jaya Purwakarta.

        "Hingga kini komunikasi di antara 14 tim yang menolak LPI masih terjalin dan tetap dengan komitmen awal. SFC pun hingga kini tetap ngotot tidak mau bergabung dengan LPI," ujarnya.

   
                   Berpeluang Rekrut Bambang Pamungkas
   Hendri juga menegaskan, dalam kaitan rekrutmen pemain baru, peluang Sriwijaya FC mendapatkan Bambang Pamungkas terbuka, jika Persija Pimpinan Ferry Paulus gagal dalam proses banding untuk mendapatkan status sebagai pemilik klub.

        "Sriwijaya FC sudah berkomunikasi dengan Ferry Paulus mengenai keinginan untuk memboyong Bambang ke Palembang. Sementara ini, sudah ada titik terang bahwa Bambang tidak mau bergabung dengan manajemen klub yang baru," ujar Hendri.

        Namun, dia melanjutkan, jika Ferry Paulus memenangkan proses banding, maka negosiasi awal dengan Bambang Pamungkas dipastikan batal.

        "Jadi, masih menunggu hasil proses banding Ferry. Jika kalah, maka Bambang akan ke SFC, tapi jika menang tetap bertahan di Persija," kata dia lagi.

        Menurut dia, SFC masih berburu pemain baru untuk mengisi kekosongan lini depan, mengingat hanya ada penyerang, yakni Keith Kayamba Gumbs dan Risky Novriansyah (pemain Persijap musim lalu).

        Kayamba pun sebenarnya berposisi sebagai pemain sayap.

        "Setelah ditinggal Budi Sudarsono ke Deltras, SFC harus mencari pengganti karena posisi untuk lini depan memang sedikit. Sementara, dua pemain magang asal Babel Selection, yakni Rully Saputra dan Choirul Huda belum bisa menempati posisi starter," katanya.

        Pelatih Sriwijaya FC Kashartadi mengakui, timnya kekurangan persediaan pemain untuk lini depan.

        "SFC saat ini masih berburu pemain khususnya untuk posisi striker murni. Saya menginginkan Bambang Pamungkas bisa bergabung, tapi semuanya diserahkan kepada manajemen untuk mengupayakan," ujar dia.

        Berkaitan keberadaan Hilton Moreira dan Rahmat Rivai yang juga bisa berperan sebagai penyerang, menurut Kashartadi, akan lebih diproyeksikan menjadi "second striker".

        "Hilton dan Rivai lebih cocok menjadi 'second striker', namun jika pada akhirnya tidak mendapatkan striker murni maka bisa saja menempatkan Hilton atau Rivai," kata dia.

PSM Makassar Resmi Mengontrak Ilija Spasojevic

         Manajemen PSM Makassar akhirnya resmi mengontrak mantan penyerang Bali Devata, Ilija Spasojevic, untuk menghadapi Liga Primer Indonesia (LPI) musim 2011/2012.

        CEO PSM Rully Habibie di Makassar, Senin, mengatakan bahwa proses penandatanganan kontrak tersebut dilakukan setelah terjadi kesepakatan antara kedua bela pihak.

        "Ilija kita kontrak atas rekomendasi langsung pelatih Petar Segrt. Kami harap kehadirannya mampu mempertajam lini depan PSM dikompetisi mendatang," jelasnya.

        Mengenai berapa nilai kontrak pemain asal Montenegro tersebut, Rully menolak menjelaskan secara rinci. Hanya saja, kata Rully, nilai kontrak pemain berusia 24 tahun itu berkisar dibawah angka satu miliar.

        "Nilai kontraknya sesuai dengan kondisi keuangan kita. Untuk masa kontraknya sendiri berlangsung selama satu musim kompetisi," katanya.

        Setelah mengontrak Ilija, Manajemen PSM selanjutnya akan mengontrak para pemain asing lain yakni Mitrovic dan David Da Rocha. Manajemen juga segera mengontrak seluruh pemain lokal PSM.

        "Kami memang mengalami beberapa masalah sehingga agenda kontrak dibatalkan. Namun mudah-mudahan besok(Selasa) semua pemain khususnya asing sudah bisa kita kontrak," ujarnya.

        Persoalan kontrak yang tidak pasti membuat sejumlah pemain khawatir. Salah satu pemain asing yakni David Da Rocha, bahkan sempat memberikan deadline Manajemen PSM untuk segera mengontraknya sebelum 18 Oktober 2011.

        Mantan gelandang Persipura Jayapura itu mengatakan jika hingga batas waktu tersebut dia belum juga dikontrak, maka akan memutuskan hengkang. Apalagi David mengaku sudah dihubungi beberapa klub yang ingin menggunakan jasanya musim depan.

PSMS Medan Lebih Meminati Pelatih Lokal

          Manajemen PSMS Medan lebih meminati pelatih lokal terutama yang berasal dari Sumatera Utara dari pada pelatih asing, untuk menangani tim tersebut menghadapi musim kompetisi 2011-2012.

         Pelaksana Teknis PSMS Medan Idris, di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya lebih tertarik kepada pelatih lokal terutama yang berasal dari Sumut, karena saat ini tim butuh penanganan yang mampu membangkitkan fanatisme.

         Bukan berarti pihaknya tidak tertarik kepada pelatih asing, namun ia menilai kehadiran pelatih asing tidak akan membawa semangat fanatisme ke daerahan di kubu PSMS Medan.

        "PSMS tegas menolak nama pelatih yang disodorkan konsorsium. Tidak perlu pelatih asing, PSMS butuh sosok pelatih lokal yang mampu membangkitkan kembali fanatisme dan ciri khas permainan orang-orang Medan," katanya.

        Untuk itu, pihaknya akan berpikir ulang untuk menerima Roberto Bianchi untuk menangani PSMS meski pelatih asing tersebut merupakan tawaran dari pihak konsorsium.

        Menurut dia,  banyak pertimbangan mengapa pihaknya berpikir ulang untuk menerima Bianchi, salah satunya karena Bianchi sendiri diduga akan membawa lima pemain baru untuk masuk skuad PSMS Medan.

        Dengan dibawanya lima pemain baru tersebut, menurut dia, akan merusak tatanan tim yang sudah dibentuk tim pemandu bakat PSMS Suharto dan Roekinoy.

        "Susah kalau pelatih asing ke Medan, saya yakin publik tidak akan suka karena mereka butuh pelatih lokal yang punya fanatisme tinggi. Lagi pula kalau PSMS mengizinkan pelatih asing, dia akan membawa lima pemain ke PSMS, yang akan merusak apa yang sudah dibentuk selama ini," katanya.

        Sampai saat ini skuad PSMS Medan masih ditangani dua calon asisten pelatih, yakni Suharto dan Roekinoy. Suharto masih memegang lisensi B kepelatihan, merupakan mantan pelatih PSMS Medan musim kompetisi 2010-2011. Sementara Roekinoy sendiri masih berlisensi C.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes